Bunda, Aldin mau sekolah sendiri yaa

Pagi2 kami harus berangkat sekolah naik angkot. Aldin sekarang siswa kelas playgroup A, sekolahnya 2x seminggu. Aku bersiap pakai kerudung. Aldin nungguin penjual roti lewat, buat bekal snacking at school. Peraturan sekolah memang, Snack nya harus roti atau buah. Hehe, dalam hati aku rada2 malu sih, snacking selama ini MSG-an semua.

Sabar menunggu angkot, sesekali angkotnya penuh anak sekolah. Aldin melihat anak2 berangkat sekolah naik angkot, penuh semangat. Alhamdulillah akhirnya ada angkot di ujung jalan, Aldin melambaikan tangan. Di dalam angkot seperti biasa, Aldin excited banget lihat truk yang melintas.

Nyampe sekolah masih kepagian, 35 menit sebelum bel masuk. “Bunda, kita maem roti dulu yuk”. Dan seru sekali Aldin melihat anak2 SD bermain bola, ada yang lari2, tergesa menenteng tas karena sebentar lagi anak SD masuk. Ada yang tarik-tarikan “ayooo buruan ekskul tahfidz” sementara yang ditarik ogah2an ngemut es sambil menggiring bola. Aldin tertawa, ngunyah roti memperhatikan kakak2 SD itu. Lari2, ngobrol, main pasir, prosotan, sangat ramai. Kemudian, kalimat yang mengharukan pun keluar dari mulutnya :
“Bunda, Aldin mau sekolah sendiri yaa”
Hwaaa huhuhuhu kalo ga ada banyak anak dan para guru yang nyiapin outbond pasti air mataku udah berlinang. Terharu. Aldin 2 tahun 9 bulan. Mau sekolah sendiri.

Terakhir konsultasi raport semester lalu Aldin dinilai bagus semua perkembangan nya, kecuali saat pisah sama orangtua saat mengantar sekolah. Karena biasanya Aldin masih nangis kalau aku pamiti di depan ibu guru. But today is really his precious day. T_T punya anak tu ternyata mengharukan.

Aku sekarang mau ke pasar, beli kabocha  (labu jepang) buat MPASI Taqi. Anak2 berlarian bel tanda masuk berbunyi. Bergegas, berlari. Ada yang teriak : di rumah aku punya 15 permen lolipop yeayy!  Hehe. Sangat anak-anak.

Sekolah Alam Bintaro, 6 November 2014.

Sedekah Penolak Maling

Kejadian ini terjadi sudah satu bulan yang lalu, ini aku menulisnya pun masih rada2 deg-degan hehe. Karena kalo diinget2 kejadian ini bikin super-deg-degan, (bahkan, you know, kostum tidurku pas hari-H kemalingan pun sengaja kubuang biar ga keingetan terus >_<“). Yang paling penting digarisbawahi pada tragedi yang terselamatkan ini adalah, bahwa Subhanallah, sedekah itu terbukti penolak Maling.

Pagi2 suamiku tercinta menyelesaikan transfer2 sedekah, siang kerja, sorenya kita berantem (gara2 kangen yang tercuekkan -___-”) , malemnya kami kemalingan! Dini hari, kami mendapati aset-aset bisnis kami yang terbawa kabur maling itu telah kembali, teronggok di Pos Satpam Komplek.

Karena kalau diingat-ingat bikin deg-degan, rasanya postingan ini cukup sampai di sini saja. Masih ga kebayang waktu itu bangun tidur mendapati 3 laptop (Toshiba, Acer, IBM), 1 kamera DSLR Canon EOS 600D, 8 Smartphone (Samsung & Blackberry), 2 Dompet berisi tunai, KTP, kartu ATM, dan Kartu Kredit lenyap dibawa maling, yang menyelinap jendela belakang yang tak terkunci. Kebayang bisnisku yang baru berumur almost 2 tahun ini menafkahi 5 employees ini, entah seperti apa jadinya jika semuanya hilang.

Alhamdulillah Allah berkehendak lain, dan takdir Allah selalu yang terindah. Tetangga yang baru pulang kerja dini hari dan Satpam Kompleks mengetahui gerak gerik maling itu, lalu mengejarnya, lari pontang panting, tas berisi aset kami dijatuhkan. Maling kabur, tapi aset kami selamat.

Terima Kasih Ya Allah..

Suatu Cerita di Awal April

Kayaknya bulan April ini banyak orang ramai ngomongin Pemilu 2014. Aku mah gak terlalu peduli, hehe. Yang paling membuatku deg2an adalah ulang tahun suamiku April ini. Bingung mau kasi kado apa yaa -_-9, hatiku penuh tanda tanya.

Long weekend kemarin I had a good day off juga tentunya, meski sebenarnya separuh hatiku dibawa terbang suamiku ke Thailand, kucoba menahan rindu lah barang seminggu ini. Akhirnya aku main ke rumah Pak Lik seharian. Selalu menyenangkan. Keluarga ini selalu punya hal2 tak terduga.

Pak Lik ku ini orangnya pintar sangat & imajinasinya jauh melebihi orang rata2 se-Kampung Gelung. Pak lik cerita tentang penemuan barunya, mengubah tanah ‘tegalan’ dan memurnikan salah satu unsur “logam tanah jarang” (Ayo coba dibuka lagi tabel periodik unsurnya *benerin kacamata* ~padahal gw pake soft lens wkwkwk) sesuatu yang berpotensi penting untuk rekayasa energi baru, isunya nyampe membuat penasaran Pak Dahlan Iskan juga.

Bulik dengan resep barunya : Onion Ring! , penampilannya yang mirip Cumi Goreng Tepung berhasil mengecoh Aldin anakku, lahap betul dia makan benda itu, ini “temannya cumi-cumi” aku bilang, hehe padahal kapan cumi-cumi berteman dengan bawang bombai? Tapi aku kan ga bohong, meski mereka tak berkerabat sebangsa dan setanah air, mereka mengenal satu sama lain, teman se-kulkas dan se-penggorengan. *plis jangan lempar parenting-books ke muka gw* hehe

Ais, si anak paling bungsu, kelas 4 SD, yang dulu pas Taqi Anakku baru lahir berusia 2hari dia main ke rumahku dan menyambut kehadiran newborn itu dengan pertanyaan unik. “Bayi belum punya upil ya?. Gimana coba jawabnya -__-“. Kemarin akhirnya ia melihat upil besar yang terperangkap dalam hidung Taqi gara2 ketularan pilek level moderate. Nah, pertanyaan dia kali ini yang belum terjawab untuk Taqi yang berusia 2bulan ini adalah : “Bayi belum punya tahi lalat ya?”. Kita lihat saja nanti, apakah suatu saat nanti ketika Ais bertemu Taqi lagi, Taqi sudah punya tahi lalat? Nantikan setelah pesan-pesan berikut ini #eh?

Nah satu lagi yaitu tamunya Pak Lik. Aku lupa namanya siapa,sebut saja namanya Pak Bambang. Pak Bambang datang bersama kedua anak dan istrinya. Nah istrinya ini sangat heboh, dia habis cek darah anak perempuanya yang baru masuk SMA Boarding School dan takut banget lihat kadar leukosit nya sangat tinggi. Takut Leukemia katanyaa!! Itu kan penyakit hororr!
Akhirnya Pak Lik memperkenalkan aku dengan mereka. Ini keponakanku kuliahnya di Farmasi ITB. Sekolah ya sekolah nyari ilmu. Lulus ya jadi pedagang haha. Akhirnya aku tenangin ke ibu itu kalo kadar leukosit itu tinggi gara2 emang ada infeksi biasa, sistem kekebalan tubuh sedang bekerja, bukan leukemia buk, tenang aja. Hehehe. Alhamdulillah seumur2 lulus kuliah baru kali ini ngasih konseling kefarmasian face to face confidently, biasanya ke keluarga doang :D . Emang gak pernah rugi mempelajari sesuatu tuh. Dan segala sesuatu pasti bisa dipelajari.

Seperempat Abad

Alhamdulillah 8 februari kemarin genap sudah usiaku 25 tahun. Punya dua anak yang lucu-lucu dan dicintai suami sholeh adalah anugrah terbesar dalam hidupku. Alhamdulillah :)
Ibuku pernah bilang, bahwa aku harus bersyukur atas semua nikmat yang Allah beri padaku,
“Kowe ki sakpenak-penake wong nduk, wes nduwe bojo, anak loro, bisnis jalan, iso ngopeni anak neng omah, wes sakpenak-penake urip”. Punya orangtua yang selalu mendukungku, mertua pun pengertian.  Alhamdulillah lagi, lagi,dan lagi.
Sungguh ga ada yang bisa kulakukan lagi selain bersyukur dan berbuat baik sebanyak-banyaknya agar hidupku ini bermanfaat bagi orang banyak. Amin.
Soon at my 25th ini mudah2an aku dan suamiku bisa beneran launching bisnis baru yang social oriented, social entrepreneurship yang aku~dan kemudian suamiku~ cita2kan :)

This is what we called ‘JLEB’ moment

Dari dulu aku selalu bercita-cita jadi orang keren dan hebat, entah apapun itu bentuk dan caranya. Dan pas jaman kuliah aku selalu menganggap bahwa orang yang berkarir sebagai researcher itu orang keren. Dapet beasiswa sampe S3 dan keliling dunia itu sesuatu yang keren, hingga akhir 2013 lalu aku baca twitternya ka Galih, tentang sebenernya there is no such a free lunch dude, semua company semua yayasan, di balik beasiswanya pasti ada maunya.  Jadi jangan merasa hebat dan pintar kalo kita pake duit orang buat kuliah dan senang2. begini twitnya:

“So, you got your scholarship to pay for tuition fee and living cost, coz you were smart enough and grade good enough? Think again lah Dude :) “

“Yang belum pernah nyari duit dengan usaha sendiri, ga akan paham nilai duit itu sebenarnya. Ngaak ada yang ngasi duit/invest cuma2 Dude :)”

JLEBBB.. berasa ketonjok abis.. secara pas kuliah aku dapet beasiswa terus, and I was PROUD! tapi ternyata bangga itu seharusnya ketika kita berdiri di atas kaki sendiri.  Makin mantaplah keyakinanku kalo aku udah ga pengen jadi scholarship hunter lagi. Dan memang ternyata pernah ada pemberi beasiswa dalam sejarah perkuliahanku, bahwa ia hanya untuk seolah2 dana “penebus dosa” atas sebuah bisnis gelap. Haduh..

Akhir 2013 lalu aku juga coba-coba ikutan Wirausaha Muda Mandiri, lolos ampe survey area Jabodetabek doang, dan si Mbak2 Surveyornya bilang : kalo gw tu ga gitu greget bisnis -___-” omset gede, profit gede, tapi ga banyak dipake ngembangin bisnis, malah dipake beli rumah. OMG dong.. Jleb!..  secara gw emang keluarga muda, yang mau beranak dua, salahkah bila mengakhiri masa2 mengontrak tempat tinggal?? well, all of the surveyor emang masih pada single sih. Dan yaa.. mungkin pola pikirnya berbeda. Tapi masukan2 bisnisnya bisa kuterima lah. Tapi yang jelas, aku gak lolos lomba itu, hahahaha. But I’ve learn a lot.

Tadi malam 1 Januari 2014, tiba2 abang memberiku kabar gembira, this is YEAY! moment :D hehe.. He found about my dagangan stuff was publised on public media! Koran SUARA MERDEKA. Alhamdulillah ^_^

Hijab Wanita Cantik on Media

Punya suami keren kayak abang memang ga pernah membuatku menyesal. He always support me baik sembunyi2 maupun terang-terangan. Dia lah yang pertama kali membelaku ketika para tetangga di kampung kami menghina2 aku gara-gara udah kuliah jauh2 ke ITB (ampe Jepang juga) tapi malah setelah lulus jadi Bakul (pedagang) di rumah pula. Ya mereka ga peduli berapa omzet gw sih memang, sekali pedagang ya pedagang, mirip pedagang di pasar kumuh, yang menurut mereka derajatnya sangat rendah dibanding profesi PNS -__-” (JLEBB..). Inilah sebabnya kalo siapapun di antara kalian mau banting setir menjadi pedagang (istilah pebisnis atau entrepreneur terlalu keren lah) harus punya mental BAJA! dan ga malu dicemooh orang lain. Itu modal utama, what we call it “KEBERANIAN”.

Aku mah ga peduli lah, anyway, menjadi istri yang membuat suamiku dan anak2ku bangga, bagiku itu sudah cukup keren, daripada apa kata orang di seluruh dunia ^___^ hihihi

Dan di tahun 2014 ini, aku yakin akan ada banyak lompatan-lompatan keren dan hebat dalam hidupku, Bismillah, aminn..

Guncangan dalam Rumah Tangga

Ternyata bener kata bulik saya yang dulu pernah mewanti-wanti tepat ketika rumah tanggaku bagai bahtera yang berlayar di lautan Hawai yang sepoi-sepoi dikelilingi burung camar terbang rendah serta lumba-lumba, indah sekali. Lantas seperti gelegar petir membahana di cakrawala Bulik bilang,

“Nanti mbak Ria, hati-hati ya kalo udah 2 tahun nikah, bener pokoknya hati-hati. Kalo ada masalah harus diselesaikan baik-baik, udah terbukti di Bulik, Mbak-nya Bulik juga, pasti akan ada masalah yang sangat menyita energi. Banyak rumah tangga yang hancur gara-gara masalah di usia 2 tahun pertama pernikahan!” Daaaannn ternyata terjadi di rumah tangga sayaaaa sodara-sodaraaa… -___-”

Emang sih bener ternyata berumah tangga tu ga cuma butuh romantis-romantisan, ga cuma butuh cinta-cintaan, apalagi gombal-gombalan? ah nomor sekian lah itu.  Yang sebenarnya dibutuhkan saat situasi kritis itu adalah.. L.E.G.O.W.O. Bahasa arabnya lebih mirip2 dengan Ikhlas. Sorry I don’t have any suitable word in Bahasa Indonesia.

Ah, tentu saja saya ga akan cerita masalahnya apa di sini. Se-ember-embernya saya ngeblog, mengumbar aib rumah tangga itu no way, It’s a big No No buat Istri Sholehah. Yang jelas, waktu itu aku sampe bilang ” Yaudah Say, cari istri yang lain aja!!” gitu kan.
Suamiku bilang “Oke! kamu juga cari suami yang lain aja”. Waduh.. Habis lah aku. Naudzubillah jangan sampee. Berpikir dan berpikir. Menyesal meceplosan. Diam-diam berdoa. Diam dan terdiam. Merenung dan merenung. Jam demi jam berlalu dalam diam.  Ujung-ujungnya aku bilang,
” Say.. susah kali nyari suami yang baik (kayak kamu *dalam hati), maaf ya..”
“Yeee..” Dia hanya menahan tawa sembari menimpuk mukaku dengan gumpalan tissu (kalo dia ngambek dia akan membersihkan rumah sampai ke ujung-ujungnya, that’s why dia bawa-bawa tissu). Eh tapi ya, tawa yang tertahan saat status Ngambek Siaga Satu itu adalah senyuman paling melegakan sedunia. Dududududu..

Wahai para istri, nyari suami yang baik tu susah sekali, makanya harus dijaga baik-baik. Harus Legowo. Dan ingat, sehebat apapun pertengkaran yang terjadi, jadilah yang pertama kali L.E.G.O.W.O meminta maaf. That’s it.

Ngiri >_<"

Pernah ga sih kalian ngiri. Ada temen yang PhD abroad ngiri, ada temen yang jalan2 ke Singapur ngiri, ada temen habis beli rumah 2M ngiri. Yaa.. sebagai manusia biasa pasti aku pernah, sering malah. pernah ampe nangis diam-diam, menyesali sesuatu-sesuatu yang ga jelas. Tapi kalo dipikir2, dan ketika kita mencoba melihat hati nurani, meresapi orang-orang terdekat kita, beneran orang terdekat lho ya, bukan orang yang dekat gara2 facebook (this time I call it :sumber petaka ngiri-ngirian).  *maap ya facebook, at another account you are my sumber rezeki hehehe :p

Jadi nampaknya aku ni sering banget ngiri sama orang2 yang terlihat dapet anugerah besar, padahal ya sebenernya orang2 yang terlihat diberi anugerah besar itu juga ngiri ke aku (lha? pede amat :p). Kalo sudah begitu nampaknya aku harus sedikiit saja meresapi orang-orang di sekitarku, yang memandang hidup dengan sangat sederhana. Bahwa makan dengan lauk tempe saja itu sudah cukup nikmat. Bahwa sepeda bekas itu adalah sepeda terbaik buat anaknya. Aku sangat salut dan berterimakasih pada mereka, atas pelajaran hidup yang.. kalo aku selalu membanding-bandingkan aku ama orang lain, ga ada gunanya lah, toh Allah udah ngasi takdir sendiri-sendiri. Gak ada gunanya juga gue ngiri sama Agnes Monica (apa coba -_-)

Haduuh, okey, aku ga bermaksud membuat postingan ini bernuansa galau. Tapi memang ini terjadi padaku, barusan aku ngiri liat temen yang jalan-jalan abroad, karena sebenernya sejak tahun lalu Abang dan aku berencana mau ke Singapore bulan ini, apa daya ga kesampaiaaannn… dan itu rasanya sangat menyesakkan bagi gue yang sering googling best place to visitnya Singapore. Huaahh T_T, OK maybe later, I know. Case closed.

Tapi semua kengirian itu akan runtuh ketika kau melihat keceriaan gadis belia yang menemukan baju bagus di pasar pagi, super-excited ketika menemukan tas cuantik yang murah and she can afford it, yang menurut gue..ngga segitu2nya. Dia ga kepikiran ingin jalan2 ke Singapore, karena tas baru itu rasanya cukup meledakkan kebahagiaannya. Zzzzzzzztt.. *loading* tiba2 aku harus istighfar, bukankah sebenarnya kebahagiaan itu sangat sederhana. Se-sederhana ketika Abang memberiku bunga dari Wastu Kencana yang 1 tangkai harganya 4ribu Vs bunga mawar dari Plaza Senayan yang harganya 90ribu, my excitement is the same. Jadi kenapa gue harus iri pada kepura2an kebahagiaan dengan kekayaan yang sok melimpah.

Ah sudahlah, bukankah dulu aku orang yang sangat bahagia dengan hal yang sederhana such as : setangkai bunga, Jalan2 liat kebun, naik motor keliling Bandung, naik motor liat gedung2 Jakarta senja hari (that was awesome!- on weekend ya). Aaaaaaaaa… jangan-jangan terlalu banyak jualan membuatku tergila-gila pada uang, Oh NOO! *injek-injek ATM* pengen banget deh naik motor lagi ama Abang keliling Bandung, Jakarta deh. I think I just need a break.

Tiba-tiba saja aku merindukan aku yang sangat exited melihat bunga di Showakinen Park (aduuh mana sih kebun di Jakarta, Bogor, Bogor?), atau ketika aku membeli setangkai bunga deket stasiun dan Laras said it was “useless thing”, MBatari pun shock, “kok kebahagiaan lo sederhana banget sih?, kalo kebahagiaan gue apa ya, Duit! haha”, *umegaoka talks that day. Duhh, apakah kebahagiaanku berubah dari “bunga yang sederhana” menjadi “duit” sekarang? Oh Nooo.. Sayaaang.. let’s have a ride around!

Dan inilah hal yang pada akhirnya membawaku terlelap menyesali kenapa aku harus menyemai benih2 ngiri ini tu segala, ketika aku streaming “Life of Pi”, Oh my God. Udah keluarganya kelelep di samudra pasifik, terlunta-lunta di tengah samudra bersama Harimau ganas pula. Betapa naif banget ga sih hidup gue, kalo sempat2nya ngiri ama hal2 yang ga esensial, dan malah semena-mena lupa pada apa yang ada di dekat denyut nadiku, nikmat dari Allah yang paling sempurna. Langsung habis shut down laptop, kudekap anak dan suamiku, betapa aku adalah wanita paling bahagia sedunia.

Apalagi, bangun tidur pagi2 Abang menatapku dengan tatapan terima kasih, tatapan penuh cinta, tatapan yang tak ada angin tak ada hujan, *kayaknya sih karena alam bawah sadarnya pas tidur melihatku nyebokin Aldine yang eek tengah malam, habis itu Aldine lapar pula, jadi aku harus masakin dan nyuapin). Pokoknya beda lah tatapannya ama tatapan pagi kayak biasanya yang ” kaos kaki-ku dimana ya Say? Udah jam segini nih, dibekal aja deh sarapannya”. Beda. Hingga akhirnya ciuman di kening berujung manis pada gombalan pagi-pagi dengan ekspresi persis seorang lelaki yang setelah bertahun-tahun berkelana akhirnya menemukan belahan jiwanya, “Say, aku beruntuung banget punya istri kamu, Makasih ya, Gak nyangka aku say.. selama ini rasanya aku menyianyiakan wanita yang paling baiiiiikk puol, padahal kamu selalu baik sama aku, aku capek kamu pijitin, aku sakit kamu rawat, Aldine juga, Yuuh rasanya kamu benar2 melengkapi hidupku “. Huwow, dunia runtuh men! hujan bunga dimana-mana :p, padahal gue belom mandi :D

Ini Dia First Post on 2013

Whoa! Januari mulai akan berakhir tapi tetep aja aku merasa my first month of year is February! you know lah ya, my birthday on Feb, jadi siapkanlah kado sedini mungkin (lha?), well I know the pertamax-one who read this post pasti senyum2, hihihi.

2012 kemarin banyaak sekali hal2 yang menjadi kenangan terindah dan mengezzutkan (bacanya pake Z ya!) haha. dan inilah tiga hal yang mengesankan itu.

Nomor 1 adalah : Melahirkan! rasanya cuma bisa dirasain oleh aku sendiri, because every birth story is very story. Amazzzinggg! selama 9 bulan memendam penasaran ngeliat wajah anakku yang suka nendang2, terobati sudah setelah proses pembrojolan yang mengesankan. Yang tak mungkin kulupakan adalah bagaimana suamiku sangat mencintaiku saat itu, sampai ia lupa caranya tidur, dan tatapan mata yang penuh kekhawatiran kayak bakal melihatku untuk terakhir kalinya. hehe. Dan..ternyata waktu berputar serasa cepat sekali, anakku sudah 10 bulan sekarang! suka banget main2 lompat2 di atas kasur, padahal dulu habis lahir aku dan suamiku takut banget kalau sampai Aldine ketindih bantal dan ga bisa napas, sekarang dia angkat2 bantal (yang masih lebih gede dari badannya) dengan ekspresi orang angkat besi -__-“,. Terus dia sekarang udah bisa jalan! tapi dia paling pede kalo jalan di atas kasur, jalan di atas karpet masih rada ragu, dan paling ga mau jalan di atas lantai deket taman, I think he had learned the risk. paling enak memang jatuh di kasur ya nak, :D.

Nomor 2 adalah : Main DDR! hehe, terkesan konyol ya. Tapi itulah yang terjadi, sejak duluuu sekali aku memendam rasa ingin main DDR apa daya tiap main ke mall aku selalu pake rok dan always banyak antrian yang membuatku ga pede dan mundur teratur. Saking pengennya sampai aku berjanji pada diri sendiri kalau skripsi selesai aku harus main DDR! apa daya habis skripsi tiap ke Superindo (yang di deketnya ada DDR yang lumayan sepi antrian) selaluu saja aku ama suamiku langsung belanja dan memandang sebelah mata DDR nganggur, ah waktu masih lama, nanti aja lah, beli duren dulu. And then.. sodara2 ternyata aku hamil 1bulan pas hari2 wisuda itu, sampai aku bela-belain ga ikutan final lomba my last masterpiece of scientific research (called Garlibetasol) padahal aku ketuanya, apalagi main DDR?, ya mana mungkin lah se-pecicilan-pecicilannya aku pasti need to protect my baby, mana tega lompat2 saat usia kandungan muda belia, padahal pengen banget. Maka kandaslah impianku main DDR di tahun 2011, hingga aku lulus dan pindah dari Bandung. *** singka cerita. suatu hari di tahun 2012 saat ibu dan ayah mertua datang ke rumah (Jakarta), impian itu terlaksana sodara-sodaraa..! pas lagi hang out ke mall sebelah, otomatis ALdine diajak neneknya kan, maka escape and lompat2lah aku main DDR! lalu suamiku menyusul, wah seru kayak masih ABG aja kita, andai aja jaman dulu di Ngawi ada DDR dan aku tau kalo dia bakal jadi suamiku, pasti kuseret dia maen DDR bareng wkwkwkwkwk. Tapi lantas Aldine turun dari gendongan nenek dan merengek2 ke arah kami, pengen ikutan maeenn.. huhuhu rotasi bumi dan musik DDR serasa di-pause dengan so sweet-nya, ABG couple ternyata udah punya baby unyuu. Ada perasaan agak bete juga sih tiba2 harus pause, tapi pipi nyempluk dan polah tingkah anak kami itu akhirnya mengalahkan ego2 ABG, hehe. The game was over then, but that first time DDR was totally fun :D

Nomor 3 : adalah ketika Aldine demam tinggi :(, saat hanya ada aku suamiku dan Aldine di rumah. Kami ga tau menahu tentang cara mengurus anak demam dan meskipun aku lulusan farmasi tetap saja panik pada situasi itu. Cemas berdua, Aldine nangis kencang T_T dan aku hanya bisa memeluknya, berharap demamnya segera berpindah ke tubuhku. Bergantian aku dan suamiku menggendong Aldine, dicoba kasih madu Aldine muntah, apalagi Parasetamol meskipun rasa jeruk, tetep muntah :( . Binguuung, sedih, semuanya jadi satu. Alhamdulillah mungkin karena lelah akhirnya tengah malam Aldine tertidur, keesokan harinya ia ceria, dan menggigit semuanya! Oh GOD, ternyata giginya tumbuh..

Subhanalloh, ketiga moment itu benar-benar mengesankanku bahwa aku telah punya keluarga kecil sekarang, Aku, Suamiku, Aldine. Seneng, nervous, stres, gila, sedih, ketawa, kepanasan, kedinginan, menyelamatkan Aldine, berdesak-desakan, kebosanan, coba-coba bisnis, lembur berdua, gantian gendong Aldine, bikin bros berdua (haha pas belum punya staf), naik motor keliling Jakarta bertiga ketika senja meniup rona lembayung serasa dua pemuda bermimpi menaklukkan Jakarta, semuanya kami resapi bersama, sebentar lagi umurku 24 tahun, dan aku makin sayang suamiku.

Lelaki Bersepatu

Sudah baca novel Sepatu Dahlan? novel yang bercerita banyak tentang cita-cita seorang anak desa yang sangat berambisi untuk mempunyai sepatu (dan sepeda). Setting lokasinya di Magetan dan sekitarnya, dekat-dekat lah dengan kampungku, Ngawi. Dan kalau kau ingin tahu apa benar cerita macam itu benar adanya? Maka percayalah, jangankan jamannya Pak Dahlan sekolah SD, ketika aku masih sekolah MI pun, masih ada teman-temanku yang bersekolah nyeker, tak bersepatu. Bukan karena mode, tapi lebih karena sepatu tak bisa dimakan, uang hasil kerja serabutan orangtuanya lebih nikmat dibelikan nasi, daripada sepatu.

***

Pada zaman dahulu kala, lelaki bersepatu masa kecil hidup di zaman itu.

“Mbok..mbok’e.. kalo misal aku dibeliin sepatu aku pasti seneng lho Mbok.., Masboi dibelikan sepatu bapaknya mbok, uanyar nyarr! Suangar mbok”,  Sitole mengadu pada simboknya yang sedang cetik geni di pawon.

“Oalah le..le.. Sudah jangan macam-macam, cepetan berangkat sekolah biar ndak telat”

“Nggih Nggih Mbok.., nanti pulang sekolah aku mau derep di sawahnya pak lurah ya mbok?”

“Iya.. suka membantu orang tua gitu lak yo pinter”

“Nanti duitnya aku belikan sepatu”

“Iyo le..”

Sitole pun bersekolah, bertemu Masboi dengan sepatu barunya. Sepatu hasil rengekan semalam pada bapaknya. Sebenarnya Masboi bukan murid berbaju klimis dan bersepatu rapi dan sangat terlihat berkilau di antara teman-teman sekampungnya, sama saja. Masboi, Sitole, dan anak-anak di kelasnya berkulit sawo matang yang dijemur seharian, berambut kusam bau matahari sawah, memakai tas kresek untuk wadah buku sekolah, dan bermata polos berbinar-binar khas anak-anak. Bedanya, Masboi pakai sepatu kain sol karet coklat tak bermerek dan tak mengkilat, yang lainnya nyeker, ada beberapa yang pakai sandal Meli. Sepatu kesayangan Masboi pun kadang harus bersembunyi di dalam tas saja ketika musim hujan, sayang kalau basah dan tercelup lumpur, jalan desa pasti berlumpur disiram hujan. Meski nyeker begitu, mereka tetap ceria, apalagi di musim panen padi, keceriaan adalah milik seluruh desa!

Ramai-ramai Sitole dan sahabatnya, Masboi, dan anak-anak lain seusianya berangkat ke sawah, derep istilahnya, membantu kuli-kuli memanen padi, upahnya adalah gabah seberat alakadarnya, yang jika dikumpulkan dari enam kali sesi derep baru memenuhi satu karung gabah. Sebelum musim panen pun mereka ikut matun, yaitu mencabut rumput di sekitar padi. Kulit gosong terbakar radiasi matahari, rambut mereka merah-merah kena terik. Rambut Masboi paling parah, tak hanya terbakar matahari, pun terbakar api teplok ketika terkantuk-kantuk mengeja buku pelajarannya kala ia belajar hingga larut malam. Ratusan tahun sejak Alfa Edison menemukan bola lampu, tetap tak ada listrik yang mengkerlipi rumah-rumah kayu mereka. Continue reading

Syujun 30 weeks : Semangat Berkambing-kambing

Apa hubungannya syujun ama kambing coba? hehe, aqiqoh? tentu saja, tapi bukan itu kisah kambing yang menyentuh hari ini. Hari ini aku makan daging kambing dari ‘kenduren’ aqiqohan tetangga, dikit sih tapi uenak, hehe.. Tapi aku belum bisa masak gule kambing, jadi ga akan berbagi resep di postingan kali ini. Nah, jadi kambing apa dong yang akan berceloteh di sini?

Ini tentang investasi kambing, kawan. Ini tentang rezeki yang halal buat syujun (Eeaaa). Continue reading

Khan Academy, belajar berasa maen game dan nonton film

Ini adalah saalah satu situs favoritku : Khan Academy ! Pendirinya adalah salah satu tokoh favoritku juga, Salman Khan, weeitss ini bukan pemaen film india boy! dia adalah lulusan MIT sekaligus Harvard, dan mengantongi 4 jurusan! kebayang lah jeniusnyah, dia emang tokoh panutanku lah di dunia pendidikan, mencerdaskan dunia dengan cara yang sangat cerdas dan sederhana!

Dan kerjaanya cuma nge-youtube, bikin video edukasi yang tadinya buat keponakannya, eh tiba-tiba dia mendadak merubah dunia! Donasi pun mengalir terus, berkat videonya yang gratis and downloable, semua orang di planet ini bisa belajar gratiss.. bahkan videonya dipake buat kurikulum dan bahan ajar di sekolah terpencil di pedalaman afrika sana. Dan situs ini juga yang membantu sedikit banyak pas belajar sidang kemaren, kalo lupa-lupa inget termodinamika, konsep2 biologi dasar, imunologi, fisika dasar, kimia dasar. Dan yang paling menggetarkan adalah matematika! enak banget ngajarnya kayak dosen tpb yang perfeksionis tapi sangat mencerahkan.

Nah, selain sesi video buat belajar, Khan Academy juga punya sistem Game Matematika yang oke punya. Sodara sepupuku yang masi kelas 2 SD yang suka banget nge-game pun ketagihan ngerjain soal matematika di situs ini! dan based on Khan, ada pula anak SD yang saking doyannya ngerjain ini soal, sampe ke level kalkulus anak kuliahan, padahal masi kelas 5 SD. Kalo penasaran mending coba sendiri lah, mungkin kayak gitu kali ya rasanya belajar di MIT atau Harvard? Continue reading

Pengamen Silakan Ambil

Selalu saja ada cara untuk meramaikan Ramadhan, misalnya dengan bersedekah. Para shahabat Rasulullah saw dulu adalah orang-orang yang selalu terdepan dalam bersedekah, mulai dari unta-unta hingga kebun-kebun, dengan ikhlas mereka sedekahkan. Di mesjid  Salman pun juga, infaq jamaah tarawih per harinya mencapai 2-3 jutaan. Semua orang nampaknya memang mengharap berkah ramadhan ini dengan semakin banyak bersedekah. Begitu pula di rumahku di Ngawi, tokoh teladan bersahaja itu adalah ayahku.

Ayah tak punya unta atau kebun kurma, tapi lihatlah apa yang ayah perbuat di depan pintu rumah kami :

Jumlah pengamen di depan rumahku biasanya hanya 1-2 per hari, tapi melonjak hingga 4-6 pengamen bahkan lebih perhari di bulan Ramadhan. Belum lagi ibu-ibu peminta sumbangan seikhlasnya untuk suatu yayasan tertentu, dalam seminggu pasti ada entah satu dua.

Dan ayahku selalu bilang bahwa “Rasulullah itu kalo diminta ga pernah menolak untuk tidak memberi”, kata-kata itu yang membuatku menyesal dan merasa bersalah ketika lupa menyediakan uang receh untuk pengamen lampu merah di Bandung. Sering kalau aku pergi naik kereta, Ayah dan Ibu memberiku 2 jenis uang saku: satu buat aku, satunya sekantong receh buat pengamen. Bahkan dulu awal-awal di Bandung aku merasa bingung, kenapa orang-orang seolah sangat menolak para peminta-minta (tanpa penyelesaian solutif) dengan memasang “Ngamen gratis” atau “Hari ini Ngamen Gratis” di depan toko-toko tertentu, kontras sekali dengan ayah.

Aku ga tau sih segala konspirasi atau apalah di balik pengamen pengemis itu, tapi ayahku selalu mengajarkan “mosok duit 100-500 aja kok eman? iso ugo wong wi rung maem, opo ra mesakne..?” (masak sih duit 100-500 aja sayang? bisa jadi orang itu emang belum makan, apa ga kasian?. Toh kita dapat pahala karena berniat sedekah, Allah yang membalas kita dan yang membalas mereka kalau mereka menyalah-gunakan. Kita berniat membayar pajak, Allah membalas niat kita, lalu apakah kita berdosa kalau ternyata uang pajak dikorupsi? Wallahualam, Allah juga Maha Adil kok, tenang saja.

Nah, akibat perbuatan ayahku itu. Tiap hari adaaa saja hal yang membuat kami sekeluarga terpingkal-pingkal. Bahkan dulu gara-gara itu aku dan adikku punya hobi baru, menanti-nanti dan mengintip pengamen dari dalam rumah, demi melihat reaksinya!

1. Ada pengamen yang ga nyadar kalo ada tulisan itu, jadinya Ayah harus teriak-teriak dari dalam rumah “niku teng cagak mas..” (itu di tiang mas..), mas-mas pengamen menggenjreng gitarnya terlalu kencang kan, jadi suara ayah ga jelas, eh si masnya malah kabur dikira tadi ayah teriak marah-marah. Dikejarlah ia  oleh ayah, melongo, oalah.. akhirnya ia tau ayah ngomong apa, ia lalu kembali ,nyengir-nyengirlah ia mengambil koin 500an di kaleng itu “matursuwun pak..” ucapnya sumringah.

2. Ada pengamen yang tau diri, cuma ngambil 1 koin Rp. 500, lalu menyisakan 2 koin 500an ke pengamen berikutnya. tapi ada juga yang langsung mengambil tiga-tiganya sekaligus! ludes deh isi kaleng.

3. Ada yang sudah hafal dengan kaleng itu, jadi datang-datang langsung ngambil koin, tanpa memetik gitar menyanyikan lagu satupun! *gubrak! aku dan adikku mengintipnya dari dalam rumah cekikikan.. ni pengamen PD banget!

4. Ada yang nyanyi sambil menahan tawa (jadinya kedengeran lagunya kacau!) gara-gara sambil nyanyi dia gintip tulisan pengumuman itu, mungkin menurutnya ini pengumuman langka. Selesai nyanyi langsung ambil lah dia, sambil bilang makasih dan tersipu-sipu sepanjang jalan!

5. Ada mas-mas pengamen yang rame-rame, satunya petik gitar, satunya nyanyi, satunya tepuk-tepuk tangan. Melirik kaleng berisi koin melimpah itu, akhirnya mereka nawarin kami untuk request lagu apa aja (mungkin saking senangnya mereka ngamen di depan rumah kami), lantas mereka merasa layak mengangkut semua koin dalam kaleng, hehe. win-win solution.

Begitulah cerita ayahku bersedekah dengan cara sederhana. Ini cerita ayahku, mana ceritamu? *kayak iklan indomi aja